Poros
Ketentuan yang harus dipatuhi atau dilaksanakan dalam pengangkutan poros
panjang adalah sebagai berikut :
1. Berat poros harus diketahui
2. Material poros harus diidentifikasi (dengan pemberian warna untuk bahan
tertentu)
3. Dijaga dari kerusakan alat-alatnya dan kecelakaan
Dalam pemindahan poros permukaan poros yang berhubungan
dengan sling harus dilindungi dengan bahan pelindung.
Pemeriksaan Kelurusan Poros
Pemeriksaan kelurusan, bengkoknya poros disebabkan
keausan pada bearing dan kopling.
1.
Dengan menggunakan feeler gauge
a) Dilakukan dengan memsukan feeler gauge pada celah antara surface flate
dengan poros
b) Bila tidak ada celah antara poros dengan surface flate berarti poros dengan
keadaan baik
2.
Menggunakan daun senter
a) Dengan menggunakan kapur
Dengan memutar poros yang dipasangkan pada 2 bh senter,
bila sebagian permukaan poros kena kapur berarti poros sudah mengalami beanding
b) Dengan menggunakan dial indikator
Dilakukan dengan cara yang sama denagn yang diatas tapi
kebengkokkan poros dapat dilihat dari pergeseran jarum pada deal indikator
3.
Dengan menggunkan vee block
Caranya dengan menempatkan poros pada 2 vee block yang
dijempitkan pada meja perata, kemudian tempatkan dial indikator pada permukaan
poros dan putar poros. Perhatikan posisi dial indikator, pergerkan jarum indikator menunjukan kondisi poros
Poros
(Shafts)
Poros
adalah suatu bagian stasioner yang beputar, biasanya berpenampang bulat dimana
terpasang elemen-elemen seperti roda gigi (gear), pulli, flywheel, engkol,
sprocket dan elemen pemindah lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban
tarikan, beban tekan atau beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau
berupa gabungan satu dengan lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Ø
Pembagian poros :
· Berdasarkan pembebanannya
Poros
transmisi lebih dikenal dengan sebutan shaft. Shaft akan mengalami beban puntir
berulang, beban lentur berganti ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat
ditransmisikan melalui gear, belt pulli, sprocket rantai, dll.
Poros gandar merupakan poros yang dipasang
diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan
hanya mendapat beban lentur.
Poros
spindle merupakan poros transmisi yang relatip pendek, misalnya pada poros
utama mesin perkakas dimana beban utamanya berupa beban puntiran. Selain beban
puntiran, poros spindle juga menerima beban lentur (axial load). Poros spindle
dapat digunakan secara efektip apabila deformasi yang terjadi pada poros
tersebut kecil.
Berdasarkan bentuknya
Berdasarkan bentuknya
a. Poros lurus
b. Poros engkol sebagai penggerak utama pada
silinder mesin
Ditinjau
dari segi besarnya transmisi daya yang mampu ditransmisikan, poros merupakan
elemen mesin yang cocok untuk mentransmisikan daya yang kecil hal ini
dimaksudkan agar terdapat kebebasan bagi perubahan arah ( arah momen putar ).
Ø
Hal-hal yang harus diperhatikan pada poros:
1. Kekuatan poros
Poros
transmisi akan menerima beban puntir (twisting moment), beban lentur (bending
moment) ataupun gabungan antara beban puntir dan lentur.
Dalam
perancangan poros perlu memperhatikan beberapa faktor, misalnya : kelelahan,
tumbukan dan pengaruh konsentrasi tegangan bila menggunakan poros bertangga
ataupun penggunaan alur pasak pada poros tersebut. Poros yang dirancang
tersebut harus cukup aman untuk menahan beban-beban tersebut.
2. kekakuan poros
Meskipun
sebuah poros mempunyai kekuatan yang cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi
adanya lenturan atau defleksi yang terlalu besar akan mengakibatkan
ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran mesin (vibration) dan suara
(noise) oleh karena itu disamping memperhatikan kekuatan poros, kekakuan poros
juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan jenis mesin yang akan
ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan
menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin
yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan
getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam
perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar
lebih rendah dari putaran kritisnya.
4. Korosi
Apabila
terjadi kontak langsung antara poros dengan fluida korosif maka dapat
mengakibatkan korosi pada poros tersebut, misalnya propeller shaft pada pompa
air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan poros (plastik) dari bahan yang
tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros
yang biasa digunakan untuk putaran tinggi dan beban yang berat pada umumnya
dibuat dari baja paduan (alloy steel) dengan proses pengerasan kulit (case
hardening) sehingga tahan terhadap keausan. Beberapa diantaranya adalah baja
khrom nikel, baja khrom nikel molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll.
Sekalipun demikian, baja paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya
hanya karena putaran tinggi dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian
perlu dipertimbangkan dalam pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat
sehingga akan diperoleh kekuatan yang sesuai.
POROS
Definisi.
Poros adalah suatu bagian stasioner yang
beputar, biasanya berpenampang bulat dimana terpasang elemen-elemen seperti
roda gigi (gear), pulley, flywheel, engkol, sprocket dan elemen pemindah
lainnya. Poros bisa menerima beban lenturan, beban tarikan, beban tekan atau
beban puntiran yang bekerja sendiri-sendiri atau berupa gabungan satu dengan
lainnya. (Josep Edward Shigley, 1983)
Pembagian poros.
1. Berdasarkan pembebanannya
A. Poros transmisi (transmission shafts)
Poros transmisi lebih dikenal dengan sebutan
shaft. Shaft akan mengalami beban puntir berulang, beban lentur berganti
ataupun kedua-duanya. Pada shaft, daya dapat ditransmisikan melalui gear, belt
pulley, sprocket rantai, dll.
B. Gandar
Poros gandar merupakan poros yang dipasang
diantara roda-roda kereta barang. Poros gandar tidak menerima beban puntir dan
hanya mendapat beban lentur.
C. Poros spindle
Poros spindle merupakan poros transmisi yang
relatip pendek, misalnya pada poros utama mesin perkakas dimana beban utamanya
berupa beban puntiran. Selain beban puntiran, poros spindle juga menerima beban
lentur (axial load). Poros spindle dapat digunakan secara efektip apabila
deformasi yang terjadi pada poros tersebut kecil.
2. Berdasar bentuknya
A. Poros lurus
B. Poros engkol sebagai penggerak utama pada
silinder mesin
Ditinjau dari segi besarnya transmisi daya
yang mampu ditransmisikan, poros merupakan elemen mesin yang cocok untuk
mentransmisikan daya yang kecil hal ini dimaksudkan agar terdapat kebebasan
bagi perubahan arah (arah momen putar).
Hal-hal yang harus diperhatikan.
1. Kekuatan poros
Poros transmisi akan menerima beban puntir
(twisting moment), beban lentur (bending moment) ataupun gabungan antara beban
puntir dan lentur.
Dalam perancangan poros perlu memperhatikan
beberapa faktor, misalnya : kelelahan, tumbukan dan pengaruh konsentrasi
tegangan bila menggunakan poros bertangga ataupun penggunaan alur pasak pada
poros tersebut. Poros yang dirancang tersebut harus cukup aman untuk menahan
beban-beban tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun sebuah poros mempunyai kekuatan yang
cukup aman dalam menahan pembebanan tetapi adanya lenturan atau defleksi yang
terlalu besar akan mengakibatkan ketidaktelitian (pada mesin perkakas), getaran
mesin (vibration) dan suara (noise).
Oleh karena itu disamping memperhatikan
kekuatan poros, kekakuan poros juga harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
jenis mesin yang akan ditransmisikan dayanya dengan poros tersebut.
3. Putaran kritis
Bila putaran mesin dinaikan maka akan
menimbulkan getaran (vibration) pada mesin tersebut. Batas antara putaran mesin
yang mempunyai jumlah putaran normal dengan putaran mesin yang menimbulkan
getaran yang tinggi disebut putaran kritis. Hal ini dapat terjadi pada turbin,
motor bakar, motor listrik, dll. Selain itu, timbulnya getaran yang tinggi
dapat mengakibatkan kerusakan pada poros dan bagian-bagian lainnya. Jadi dalam
perancangan poros perlu mempertimbangkan putaran kerja dari poros tersebut agar
lebih rendah dari putaran kritisnya,
4. Korosi
Apabila terjadi kontak langsung antara poros
dengan fluida korosif maka dapat mengakibatkan korosi pada poros tersebut,
misalnya propeller shaft pada pompa air. Oleh karena itu pemilihan bahan-bahan
poros (plastik) dari bahan yang tahan korosi perlu mendapat prioritas utama.
5. Material poros
Poros yang biasa digunakan untuk putaran
tinggi dan beban yang berat pada umumnya dibuat dari baja paduan (alloy steel)
dengan proses pengerasan kulit (case hardening) sehingga tahan terhadap
keausan. Beberapa diantaranya adalah baja khrom nikel, baja khrom nikel
molebdenum, baja khrom, baja khrom molibden, dll. Sekalipun demikian, baja
paduan khusus tidak selalu dianjurkan jika alasannya hanya karena putaran tinggi
dan pembebanan yang berat saja. Dengan demikian perlu dipertimbangkan dalam
pemilihan jenis proses heat treatment yang tepat sehingga akan diperoleh
kekuatan yang sesuai.
Poros (Shaft)
Poros merupakan batang logam yang memiliki
penampang berupa silinder yang digunakan untuk meneruskan putaran dan daya
serta sebagai sarana pendukung. Perencanaan dan perhitungan poros paling utama
adalah diameter (Ds).
POROS
Poros
merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin. Hampir
semuamesin meneruskan tenaga bersama – sama dengan putaran. Peranan utama dalam
transmisiseperti ini dipegang oleh poros.
Beberapa
macam poros berdasarkan pembebanan poros untuk meneruskan daya, antaralain :
1.
Poros transmisiJenis poros ini mendapatkan beban puntir murni atau puntir dan
lentur. Dayaditransmisikan melalui kopling, roda gigi, pulli sabuk atau spoket
rantai.
2.
SpindelJenis poros ini termasuk pendek, layaknya poros utama pada mesin
perkakas, dimana bebanutamanya berupa puntiran.
3.
Gandar Jenis poros ini tidak mendapatkan beban puntir, bahkan terkadang tidak
boleh berputar, sehinggaia hanya mendapatkan beban lentur.
Pada
mesin pada umumnya, poros terbuat dari baja yang ditarik dingin dan dinifis,
bajakarbon konstruksi mesin yang dihasilkan dari ingot yang di “ kill “ ( baja
yang dideoksidasikandengan ferro silikon dan di cor, dengan kadar karbon
terjamin ). Sedangkan poros yangdigunakan untuk meneruskan putaran tinggidan
beban berat, pada umumnya dibuat dari baja paduan dengan pengerasan kulit yang
sangat tahan terhadap keausan
POROS
Menurut Elemen Mesin Sularso,1987:hal 1, Poros adalah salah satu
bagian terpenting dari mesin. Hampir semua mesin meneruskan tenaga
bersama-sama dengan putaran. Peranan dalam transmisi seperti itu dipegang oleh
poros. Secara garis besarnya poros dibedakan menjadi:
1. Poros transmisi
Poros ini
mendapat beban puntir murni atau puntir dan lentur. Daya ditransmisikan kepada
poros ini melalui kopling, roda gigi, puli sabuk dan sproket rantai.
2. Spindel
Spindel
adalah poros transmisi yang relatif pendek, seperti poros utama mesin perkakas,
dimana beban utamanya berupa puntiran. Syarat yang harus dipenuhi oleh poros
ini adalah depormasinya harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
3. Gandar
Gandar
adalah poros yang dipasang diantara roda-roda kereta barang dimana, tidak
mendapat beban puntir. Gandar ini hanya mendapat beban lentur.
Dalam
merencanakan sebuah poros hal-hal penting yang diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Kekuatan poros
Kekuatan poros adalah kekuatan poros
untuk menerima beban puntir atau lentur atau gabungannya. Perlu juga
diperhatikan jika poros mendapat alur pasak atau mengalami pengecilan diameter
(poros bertingkat). Jadi poros harus kuat dan mampu untuk menerima semua beban
tersebut.
2. Kekakuan poros
Meskipun poros sudah kuat tetapi jika
lenturan atau defleksi puntirannya harus besar, misalnya pada kotak roda gigi.
Oleh karena itu disamping kekuatannya harus diperhatikan dan disesuaikan dengan
mesin yang akan dilayani.
3. Putaran kritis
Bila putaran suatu mesin dinaikkan maka
pada harga tertentu akan menimbulkan getaran yang luar biasa besarnya. Putaran
ini disebut putaran kristis. Jika mungkin poros harus direncanakan dengan
putaran kerja dibawah putaran kristisnya.
4. Bahan
Bahan untuk poros hendaknya bahan yang
tahan terhadap korosi, terutama untuk poros yang bersinggungan langsung dengan
fluida yang korosif dan poros mesin yang sering berhenti dalam jangka waktu
yang lama. Tetapi pada batas-batas tertentu dapat dilakukan perlindungan
terhadap korosi.
Pasak
Pasak
adalah elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian – bagian seperti roda
gigi, sproket, kopling, puli. (Sularso, Kiyokatsu suga, 1983)
Pasak
menurut letaknya dibedakan atas :
- pasak
plana
- pasak
rata
- pasak
benam
- pasak
singgung
Yang
umumnya berpenampang segi empat yang sering dipakai adalah pasak benam karna
dapat meneruskan momen yang besar.
Pasak
(Spline)
Pasak
adalah elemen mesin yang dipakai untuk menetapkan bagian-bagian mesin seperti
roda gigi, sproket, puli, kopling dan sebagainya pada poros (Sularso, 2004).
Fungsi pasak dalam perancangan mesin adalah untuk menghubungkan antara dua
elemen mesin (umumnya poros dan naf), sehingga terjadi pengaluran momen antara
dua komponen tersebut. Perencanaan dan perhitungan pasak paling utama adalah
tekanan permukaan pasak (P) yang diperlukan.
PASAK
Pengertian
Pasak merupakan sepotong baja lunak (mild steel),
berfungsi sebagai pengunci yang disisipkan diantara poros dan hub (bos) sebuah roda pulli atau
roda gigi agar keduanya tersambung dengan pasti sehingga mampu meneruskan momen
putar/torsi.
Pemasangan pasak antara poros dan hub dilakukan dengan
membenamkan pasak pada alur yang terdapat antara poros dan hub sebagai tempat
dudukan pasak dengan posisi memanjang sejajar sumbu poros.
Macam
Pasak
Beberapa tipe yang digunakan pada
sambungan elemen mesin, adalah :
1. Pasak Benam (PB)
Pasak
jenis ini dipasang terbenam setengah pada bagian poros dan setengah pada bagian
hub.
Terdiri
atas beberapa jenis :
a. PB Persegi Panjang (penampang memanjang
tirus perbandingan 1 : 1000)
Dengan
:
-
Lebar pasak : w =
- Tebal pasak : t = .
w
dimana : d = diameter poros atau lubang
lubang Hub.
b. PB Sama sisi/persegi
Disini
lebar pasak sama dengan tebalnya. (w = t =
)
c. PB Sejajar (sama dengan PB Persegi
Panjang tetapi penampang memanjang tidak tirus)
Bentuk
seperti ini dimaksudkan agar hub atau sebaliknya poros dapat digeser satu sama
lain di sepanjang sumbu poros.
d. PB Kepala
Memiliki
bentuk yang sama dengan PB Persegi Panjang tetapi dilengkapi kepala pada salah
satu bagian ujungnya. Berfungsi untuk memudahkan proses bongkar pasang.
b =
4d
t =
32 b = 6d
e. PB Ikat
Pasak
diikat pada poros, bebas pada hub atau sebaliknya agar bagian yang bebas bisa
digerakkan aksial (searah poros).
Merupakan
pasak tipe khusus untuk memindahkan torsi/momen putar sekaligus diizinkan
adanya pergerakan aksial disepanjang sumbu poros.
f. PB Segmen
Merupakan
jenis pasak yang dapat disetel dengan mudah, karena pasak dibenam pada alur
yang berbentuk setengah lingkaran pada poros.
Jenis
ini digunakan secara luas pada mesin-mesin kendaraan dan perkakas.
Kelebihan
dari jenis pasak ini adalah :
- dapat menyesuaikan sendiri dengan
kemiringan (ketirusan) bentuk celah yang terdapat pada hub.
- Sesuai untuk poros dengan konstruksi
tirus pada bagian ujungnya, karena mencegah kemungkinan lepasnya pasak.
Kekurangannya
:
- Alur yang terlalu dalam pada poros
akan melemahkan poros
- Tidak dapat difungsikan sebagai PB
Ikat.
2. Pasak
Pelana
Terdiri dari dua tipe, yakni :
-
Pasak Pelana Datar
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas
pada alur hub dan datar pada lengkung poros, jadi mudah slip pada poros jika
mengalami kelebihan beban torsi. Sehingga hanya mampu digunakan untuk
poros-poros beban ringan sebagai penyortir beban.
-
Pasak Pelana Lengkung
Merupakan pasak tirus yang dipasang pas
pada alurnya dihub dan bagian sudut bawahnya dipasang pas pada bagian lengkung
poros.
Tebalnya :
t =
=
3. Pasak
Bulat
Merupakan pasak berpenampang bulat yang dipasang ngepas
dalam lubang antara poros dan hub. Kelebihannya adalah pembuatan alur dapat
dilakukan dengan mudah setelah hub terpasang pada poros dengan cara dibor.
Umumnya digunakan untuk poros yang meneruskan tenaga
putar kecil.
Ada dua posisi pemasangannya atau kedudukannya pada poros
dan hub, yakni :
- dipasang membujur (sejajar sumbu poros)
- dipasang melintang (tegak lurus sumbu poros)
4. Pasak
Bintang (Spline)
Pasak jenis ini memiliki kekuatan yang lebih besar
dibanding dengan tipe-tipe lainnya. Karena konstruksi pasaknya dibuat lansung
pada bahan poros dan hub yang saling terkait.
Umumnya digunakan untuk poros-poros yang harus
mentrasmisikan tenaga putar besar, seperti pada mesin-mesin tenaga dan sistim
transmisi kendaraan.
Bahan pasak dan poros yang digunakan biasanya sama.
Pasaknya yang berjumlah banyak yakni : 4, 6, 8, 10 sampai 16 buah . Karena
hampir menyerupai sehingga sering disebut sebagai pasak bintang (Spline).
Spline pada poros biasanya relatif lebih panjang,
terutama bagi hub yang dapat digeser-geser secara aksial.
Dengan : D =
1,25.d
dan b1 = 0,25.D
DASAR TEORI
2.1 Pengertian & Jenis Pasak
Pasak digunakan untuk menyambung
dua bagian batang (poros) atau memasang roda, roda gigi, roda rantai dan
lain-lain pada poros sehingga terjamin tidak berputar pada poros. Pemilihan
jenis pasak tergantung pada besar kecilnya daya yang bekerja dan kestabilan
bagian-bagian yang disambung . Untuk daya yang kecil, antara naf roda dan poros
cukup dijamin dengan baut tanam (set screw).
Dilihat
cara pemasangannya, pasak dapat dibedakan yaitu :
1. Pasak memanjang
Jenis pasak
memanjang yang banyak digunakan ada bermacam-macam yaitu :
Sunk Keys (pasak
benam)
Pasak benam ada
beberapa jenis yaitu :
1.
Pasak benam segi empat (Rectangular Sunk
key)
Geen opmerkings nie:
Plaas 'n opmerking